Sabtu, 11 April 2009

women and mass media

Jumat, 10 April 2009

Dakwah dan Komunikasi



Dakwah dan komunikasi
Oleh Dra. Armawati Arbi,MSi

Ilmu dakwah adalah konstruksi ilmiah manusia yang menerima sekaligus terbuka terhadap tingkat kebenaran ilmu lain, karena itu ia bersifat dinamik dalam perubahannya, sedangkan agama (Islam) adalah tata nilai dan aturan ilahiyah yang diperuntukan manusia agar supaya dalam dalam menjalani hidupnya tetap berpegang teguh pada Kebenaran Mutlak, yakni Allah rab al-Jalil. Di sini sesungguhnya gambaran jelas tentang kedua supremasi, yakni akal dan wahyu, bahwa keduanya mempunyai kedudukan fungsional dan bukan structural (saling mengatasi), tentu saja hal ini dalam pengertian kajian keilmuwan. dari penjelasan di atas dapat diambil beberapa pengertian umum, di antaranya, pada dataran dakwah normatif, cara dan sumber pengetahuan dalam ilmu dakwah, berasal dari teks atau al-ijma' sebagai titik tolaknya dan begitu seterusnya smapai dengan penjelasan hubungan objek dan subjek sebagaimana dijelaskan. ini dikelompokkan kepada epistemology bayani. sedangkan pada dataran dakwah histories, yang bersumber dari realitas termasuk di dalamnya ilmu social, alam dan kemanusiaan dan begitu seterusnya sampai dengan hubunganantara subjek dan objek. pada bagian ini dikelompokkan sebagai cara pengetahuan burhani.

Rincian lebih lanjut
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Oleh: Dra. Armawati Arbi,MSi
Cetakan I
Penerbit: UIN Jakarta Press
Jalan Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang 15419

318 hal

Bisa dilihat di di perpustakaan semua fakultas UIN

Kamis, 09 April 2009

Manajemen Humas

Pertemuan I.
Manajemen Humas Merupakan Manajemen Komunikasi

  • Menyebarkan Informasi ke Publik Internal Dan Publik Eksternal dalam Memperkokoh Citra Yang Berlaku (Current Image)
  • Menegakkan dan Mengarahkan Prilaku Publik Internal Ke Visi Dan Misi Lembaga Pendidikan dan lembaga Dakwah (Wish Image)
  • Menjaring Kerja Sama dalam Membentuk Citra Lembaga (Corporate Image)
  • Membuktikan Kredibilitas Dan Kharisma Pimpinan dalam memanfaatkan Citra
  • Bayangannya ( Mirror Image)
  • Menerapkan Prilaku Publik Internal dalam Menjaga Citra Majemuk positif (Multiple Image)

Pertemuan II
Penerapan Prinsip, Tujuan Dan Fungsi Humas pada Lembaga Pendidikan dan Lembaga Dakwah.
- Faktor Pendukung dan Penghambatannya di Lembaga Pendidikan dan Lembaga Dakwah.
- Fungsi Humas Melekat Pada Fungsi Manajemen.

Prinsip-prinsip humas adalah:
1. Manajemen humas bertugas untuk mengatur arus informasi atau berita.
2. Adanya kerjasama antara organisasi dengan publiknya
3. Humas harus bersikap terbukti
4. Adanya kepentingan bersama
5. Saling menerima

Doug Newson dan Alan Scott di dalam bukunya, “ This is PR/The Realities of Public Relations”. merumuskan prinsip dasar Hubungan Masyarakat (“The Principles of Public Relations”, terdiri dari 10 Pokok;
Bekerjanya atas fakta dan bukan atas fantasi. Ia bekerja berdasarkan program, terutama program jangka panjang.
Hubungan masyarakat berorentasi kepada prinsip pelayanan dan mengutamakan kepentingan umum dan bukan kepentingan pribadi.
Mencari dukungan dari pihak luar (Khalayak-Sasaran), agar program jangka panjang maupun jangka pendeknya dapat tercapai, maka kepentingan publik (Public Interest).
HubMas tidak bisa lepas dari penggunaan media, karena itu ia harus kuat.
Berfungsi sebagai mediator antara kepentingan perusahaan dan publiknya..
Tugas-tugas komunikasinya harus selalu melakukannya secara dua-arah dan selalu mendasarkan cara kerjanya kepada hasil-hasil penelitian pendapat.
Pelaksana Hubungan Masyarakat itu bukanlah segala-galanya, para ahli dalam bidang-bidang, misalnya: psikologi sosial.
Sumber informasi tertulis,indikator dinamika kerja Hubungan Masyarakat. selalu memberikan masukan kepada top-management.
Hubungan Masyarakat diwajibkan menjelaskan sesuatu yang menjadi masalah perusahaan, sebelum masalah itu sendiri menjadi apa yang disebut “PR Crisis”.
Hubungan Masyarakat yang professional hanya bisa diukur dengan satu cara, yaitu dari penampilan kerjanya.

Fungsi Humas Melekat pada Fungsi Manajemen
Dr. Rex. Harlow dan Prof. John Marston, maupun dari The Statement of Mexico.
1. Penelitian dan perencanaan yang mengikuti standar–standar etis.
2. Hubungan timbal balik antara organisasi dan publik-nya.
3. Penelitian lapangan terhadap sikap, opini dan kecenderungan sosial, serta
mengkomunikasikannya kepada pihak manajemen / pimpinan.
4. Konseling manajemen demi kepentingan bersama bagi kedua belah pihak.
5. Pelaksanaan program aktivitas yang terencana, mengkomuni
kasikan, dan mengevaluasi.
6. Perencanaan dengan itikad yang baik, saling pengertian, dan penerimaan


Pertemuan III.
Humas Di Dalam Struktur Dan Di Luar Struktur Lembaga.
Humas Di Dalam Dan Di Luar Lembaga
Struktur, Peran Dan Kedudukan Humas di Lembaga Pendidikan dan Lembaga Dakwah.

Kelebihan biro konsultasi humas atau lembaga humas external:
Penasehat independen mampu dan mau melontarkan kritik-kritik tajam.
Pengalaman menghadapi berbagai macam klien sehingga keterampilan teknisnya benar-benar terasa dan bervariasi.
Lebih akrab dengan kalangan media massa daripada unit humas atau manajer humas internal.

KEKURANGAN BIRO KONSULTASI HUMAS

- Jauh dari (tidak banyak mengetahui seluk beluk) kondisi internal dari suatu perusahaan atau organisasi yang menjadi kliennya.
- Satu orang saja dari organisasi klien sehingga klien ia tidak akan mungkin memiliki jalur-jalur komunikasi internal sebaik yang dimiliki oleh manajer humas dari organisasi itu sendiri.
- Operasinya semata-mata akan terbatas pada jumlah uang pembayaran yang diterimanya sehingga perhatiannya takkan seluas dan sedalam perhatian para petugas humas internal.

Peranan Humas/PR menurut Dozier dan Broom (1995) dapat menjadi empat kategori sebagai berikut:
1. Expert prescraiber
Kemampuan yang tinggi haruslah dapat membantu pimpinan untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah hubugan dengan publiknya.
2. Communication Fasilitator
PR sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam mendengarkan keinginan dan harapan publiknya dari organisasi yang bersangkutan, sekaligus keinginan dan harapan organisasi kepada pihak Publik.
3. Program Solving Proses Fasilitator
Dalam proses pemecahan masalah, PR merupakan tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil keputusan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan /krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.
4. Communication Technition
Peranan PR dalam hal ini adalah sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi.

Kedudukan humas dalam organisasi adalah menilai sikap masyarakat (publik) agar terciptanya keserasian dengan sikap dan kebijaksanaan organisasi /instansi, di samping itu mulai dari aktivitas program humas, tujuan dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan serta citra positif dari pihak publiknya.

Tujuan humas dari sebuah perusahaan di antaranya yaitu:
  • Untuk mengubah citra umum di mata khalayak
  • Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
  • Untuk menyebarluaskan suatu citra sukses, misalnya sekolahnya juara umum
  • Untuk memperkenalkan sekolah kepada masyarakat luas serta membuka pasar “baru”, misalnya di tarbiyah ada kelas internasional.
  • Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat (kerja sama)
  • Untuk memperbaiki hubungan antara sekolah dengan khalayaknya, peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, niat baik sekolah.
Menurut Scott M.Cutlip, Kelebihan Departemen Internal yaitu :
- Anggota tim
- Pengetahuan organisasi
- Menghemat biaya banyak program yang sedang dilakukan di organisasi
- Ketersediaan mitra.
Sedangkan Kekurangan Departemen Internal yaitu :
- Hilangnya objektivitas
- Dominasi dan kepatuhan
- Kerancuan misi dan peran

Buku Sumber : Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, “Effective Public Relations”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).hal.72-74


Pertemuan IV.
Pelayan Publik Internal Dan Publik Eksternal di Lembaga Pendidikan dan Lembaga Dakwah.

1. Melayani Publik Internal: Masyarakat Luas, Calon Pegawai atau Anggota, Pegawai atau Anggota, Pemasok, Masyarakat Keuangan, Distributor, Konsumen dan Pemakai, setelah tamat alumni sekolah tersebut siapa yang memakainya, Pencipta atau Pemimpin Pendapat Umum mengenai apakah sekolah itu baik atau buruk.
2. Melayani Publik Eksternal
Tujuan external public relation adalah untuk menerapkan hubungan dengan orang-orang di luar instansi sehingga terbentuklah opini publik yang favorable terhadap sekolah itu.

Pertemuan V.
Penelitian: Identifikasi Masalah-Masalah Publik Internal
1. Mengamati Iklim Komunikasi Dan Iklim Organisasi
2. Mewujudkan Budaya Organisasi Yang Kuat
3. Memahami Klik Membantu Penggalian Informasi
4. Mengembangkan Komunikasi Kelompok Yang Positif

Transfer Humas menurut Frank Jetskin dalam Public Relations atau proses pengalihan PR sebagai berikut:
Permusuhan --------> Simpati
Prasangka --------> Menerima
Sikap Apatis --------> Tertarik
Sikap tidak Peduli --------> Mengetahui

Marilah kita lihat daftar ini secara terperinci:
Iklim Komunikasi menurut Gibb (lihat Psykologi komunikasi Jalaluddin Rahmat
1.1. Evaluasi (-) -------->Deskripsi (+)
Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain; memuji atau mengancam.
2. Kontrol (-) -------->Orientasi Masalah (+)
Perilaku control artinya berusaha untuk mengubah orang lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya.
3. Strategi (-) -------->Spontanitas (+)
Strategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain.
4. Netralitas (-) -------->Empati (+).
Netralitas berarti sikap impersonal memperlakukan orang lain tidak sebagai persona, melainkan sebagai obyek.
5. Superioritas (-) --------> Persamaan (+).
Superioritas artinya sikap menunjukan anda lebih tinggi atau lebih baik daripada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan, atau kecantikan

BUDAYA TENTANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN
KETERLIBATAN EKSEKUTIF


Keterlibatan
karyawan RENDAH TINGGI
TINGGI
Krisis/ frustasi
Budaya kuat
RENDAH
Budaya lemah
Pembinaan/sosialsasi Budaya

DAMPAK KOMITMEN EKSEKUTIF DAN BUDAYA ORGANISASI DALAM KINERJA ORGANISASI
KOMITMEN EKSEKUTIF

Budaya organisasi RENDAH TINGGI
Kuat
Krisis kepercayaan/ prustasi
Organisasi Unggul
Lemah
Organisasi krisis paranoid Neorotik
Birokratis Otoriter


Pertemuan VI
Penelitian : Identifikasi Masalah Publik Eksternal

1. Citra, Persepsi dan Stereotip
2. Opini Publik
3. Transfer Humas Dari Sikap Negatif Ke Positif


PR Transfer Process atau proses pengalihan PR, sebagai berikut:
Permusuhan ------------> Simpati
Prasangka ------------> Menerima
Sikap Apatis ------------> Tertarik
Sikap tidak Peduli ------->Mengetahui
Jika situasi negatip yang digambarkan di atas dapat diubah menjadi situasi positip maka program kehumasan akan membuahkan hasil yang diharapkan. (Jetskins, 1996:52).

Pertemuan VII
Mengumpulkan, Merangkum Dan Memilih Masalah Dalam Perencanaan Humas
1. Enam Langkah Perencanaan Humas
2. Langkah-Langkah Lainnya Dalam Perencanaan Humas


Pertemuan VIII
Manajemen Krisis Bagian Perencanaan Humas
1. Pengertian Dan Manajemen Komunikasi Krisis
2. Tahapan Manajemen Krisis
3. Bentuk-bentuk Manajemen Krisis
4. Manajemen Krisis Masalah Publik Internal
5. Manajeman Krisis Masalah Publik Eksternal
6. Perencanaan Humas Mendeteksi Manajemen Krisis

Model Perencanaan Humas 6 Langkah:
1. Pengenalan situasi
2. Penetapan tujuan
3. Definisi Khalayak
4. Pemilihan media dan teknik-teknik humas
5. Perencanaan anggaran
6. Pengukuran hasil

Steven Fink (1986). Ia mengatagorikan krisis ada 4 tahapan perkembangan :
Masa pra krisi (predromal crisis stage), Masa krisi akut (Acute crisis stage), Masa krisis kronik (chronic crisis stage),
Masa revolusi krisis (crisis resolution stage),

Krisis dalam perusahaan dapat dikelompopokan menjadi beberapa kategori sebagai berikut :
Krisis teknologis (technological)
Krisis adu kekuatan (confrontation)
Krisis tindak kejahatan (malevolence)
Krisis kegagalan manajemen (management failures)
Krisis ancaman-ancaman lain (involving other threats).



Pertemuan IX
Pelaksanaan Humas Menggunakan Media Dan Non Media
Manajemen Humas Menggunakan Media :
- Media Internal Melayani Publik Internal
- Media Melayani Publik Eksternal
- Menjalin Hubungan Baik Terhadap pers.

Cutlip & Center memberikan 7 C dalam pelaksanaan Humas yaitu :
Credibility (Kredibilitas), Context (keterkaitan), Content (Isi), Clarity (Kejelasan), Continuity and consistency (Kontinuitas dan konsisten), Channels (Saluran), Capability of audience (Kemampuan khalayak)


Media Internal :
1. Publikasi Karyawan :
2. Newsletter
3. Surat
4. Sisipan dan Lampiran
5. Publikasi Pidato, position paper, dan “Backgrounders”.
6. Bulletin Board dan Pengumuman Elektronik
7. Komunikasi tatap muka dan “Selentingan” Kabar
8. Hotline
9. Rapat dan Telekonferensi
10. Presentasi Video dan Film

B. Media Eksternal

a. Media tradisional, Penggunaan Baru
b. Koran
c. Layanan berita Kawat dan Sindikat Berita
d. Majalah
e. Radio
f. Televisi


Pertemuan X
Pimpinan Menerapkan Kode Etik Humas dan Kode Etik Sekolah
- Kode Etik Humas International, Nasional Dan Humas Dep.Agama.
- Kode Etik Lembaga Pendidikan
- Mekanisme Kontrol Pelaksanaan Kode Etik Di Lembaga Pendidikan



Pedoman Kode Etik Anggota PRSA
1.1. Aliran Informasi Bebas : Menjaga kebebasan arus informasi tanpa prasangka ketika memberikan atau menerima hadiah dengan memastikan bahwa hadiah itu nominal, legal, dan tidak sering.
2. Kompetisi : mengikuti etika yang dirancang untuk menghormati persaingan yang
bebas dan terbuka tanpa bermakssud melemahkan pesaing.
3. Pengungkapan Informasi : Mengungkapkan kepentingan finansial (seperti
kepemilikan saham) di organisasi klien.
4. Menjaga kepercayaan: Menjaga kepercayaan dan hak privasi dari klien yang lalu,
sekarang dan calon klien dan karyawan.
5. Konflik Kepentingan : Menghindari tindakan dan situasi yang mungkin mengaburkan penilaian atau menciptakan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan profesional.
6. Memperkuat Profesi : menjaga agar praktik profesi tetap mendapat informasi dan pendidikan dalam rangka memastikan perilaku etis.

Pertemuan XI
Pimpinan Dan PRO Melaksanakan Strategi Dan
Pendekatan Humas
1. Strategi Humas
2. Pendekatan Humas

Pengertian Strategi Publik Relations:
Menurut Ahmad Adnan Putra, Presiden Intitut Bisnis Jayakarta, memberikan batasan pengertian tentang strategi public relation, antara lain berbunyi: “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relation plans)”.

Strategi
Mengukuhkan mahasiswa yang aktif pro busana muslim
Merubah yang kontra busana
Muslim
Mengentalkan opini yang pasif busana muslim mahasiswa UIN
Taktik
Membujuk
Membeli
Membujuk

Pertemuan XII
Evaluasi Manajemen Komunikasi Humas
1. Pelaksanaan Komunikasi Di Publik Internal
2. Pelaksanaan Komunikasi Di Publik Eksternal
Kriteria dan Metode Persiapan
Kriteria dan Metode Implementasi
Kriteria dan Metode Dampak

Pertemuan XIII Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Krisis Humas.
  • Faktor-Faktor Pendukung Pelaksanaan Manajemen Krisis Di Publik Internal
  • Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Manajemen Krisis Di Publik Ekternal.

Senin, 13 Oktober 2008

Kontrak Belajar

Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi dan Tabligh
Bobot Mata Kuliah : 3 sks.
Jurusan/Semester : KPI / V A, B (Selasa) dan V C (Senin)
Lokal / waktu : Selasa; 6.14 (pukul 7.30), 6.13 (pukul 09.40) dan Senin; 6.02 (15.10)
Dosen : Dra. Armawati Arbi. M.Si


1.Deskripsi Mata Kuliah:

Mata kuliah ini memperkaya wawasan mahasiswa bahwa komunikasi didekati oleh berbagai disiplin ilmu. Kesempatan ini komunikasi dikupas oleh para psikolog. Mereka memulai dari memperkenalkan pandangan psikologi terhadap manusia. Psikolog Islam juga memberikan pandangannya mengenai manusia.
Apapun profesi seseorang membutuhkan pengenalan terhadap dirinya sendiri apalagi profesi melayani publik dan dakwah. Sebelum berdakwah seseorang berdakwah pada diri sendiri agar ia mempersiapkan diri sesuai dengan tuntunan psikologi dan Islam. Tahapan dakwah berikutnya seorang psikolog, guru, dosen, orang tua, pimpinan mengenal seara baik seorang klien, murid, mahasiswa dan bawahannya agar mereka tidak salah menerapkan pendekatannya karena setiap individu berbeda cara mendekatinya, melalui pendekatan interpersonal dalam dakwah fardiyah yang membutuhkan data psikologis individu tersebut.
Seseorang memberikan perlakuan dan mendapatkan data, psikologis seseorang, ada yang diperoleh secara individu dan ada yang mudah melalui kelompok maka seseorang dapat membedakan dan memilih klasifikasi dan bentuk kelompok yang tepat bagi dakwah, penyuluhan dan training.
Umat islam sebaiknya memahami keperkasaan komunikator, pesan, media juga mereka mengetahui kapan turun naiknya keperkasaan khalayak Umat islam menjadikan muslim dan muslimah sebagai khalayak yang aktip berkuasa untuk mengatur radio, TV dan tabloid yang akan didengar, dibaca dan ditonton, Diharapkan umat tidak menyalahkan media sebagai benda mati, akantetapi mereka menyalahkan diri sendiri dan keluarganya.
Psikolog memberikan teori tahapan orang menjadi komunikator yang professional, dai tidak tiba-tiba mencapai kredibilitasnya tinggi dan daipun kredibilitasnya tidak dapat mencapai kredit tinggi di mana-mana atau di seluruh lapisan masyarakat karena kredibilitas ditentukan oleh khalayaknya dan segmennya.
Mengemas pesan merupakan suatu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang komunikator apalagi mereka belum dikenal oleh publik. Psikolog memberikan konsep struktur pesan, dayatarik pesan dan abstraksi pesan yang perlu diperhatikan dan dihindari oleh seorang komunikator.


2. Tujuan Umum Pengajaran:

Memahami peta konsep Psikologi Komunikasi dan Tabligh beserta aplikasinya dalam pandangan islam.

3. Tujuan Khusus Pengajaran:

Menggambarkan ruang lingkup, peta konsep dan manfaat mata kuliah psikologi komunikasi dan Tabligh dan menjelaskan hubungan konsep-konsepnya.
Memahami dai dan mad’u adalah manusia. Struktur kepribadian menurut psikologi dan Islam.
Membedakan faktor pribadi dan situasi mempengaruhi prilaku dai dan mad’u dalam dakwah dzatiyah.
Mengenal dakwah dzatiyah: faktor internal dan eksternal mempengaruhi sensasi dan persepsi (memahami diri sendiri) juga menurut pandangan islam.
Membedakan memori dan berfikir menurut pandangan psikologi dan Islam
Mengenal dakwah fardiyah: faktor situasi dan faktor pribadi pada persepsi interpersonal (memahami orang lain) dan konsep diri.
Mempraktekkan dakwah dzatiyah pada diri sendiri dan dakwah fardiyah pada Keluarga, sahabat atau orang lain, laporan sebagai hasil mid-tes.
Memilih dakwah halaqoh: klasifikasi dan bentuk komunikasi kelompok yang tepat.
Faktor situasi dan personal mempengaruhi komunikasi kelompok dapat mencapai keefektifan dakwah.
Menerangkan dakwah ramzi: faktor-faktor mempengaruhi naik turunnya keperkasaan media dan berjayanya komunikator, pesan, komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok.
Membedakan reaksi khalayak, efek kognitif, sikap dan prilaku komunikasi
Melatih, membuat tulisan sejarah dai sebagai komunikator: Intrinsic ethos (pemula), prior ethos (penengah) dan ethos (tingkat mahir) menuju dai yang professional.
Dakwah professional: Melatih cara mengemas pesan menurut pandangan psikologi dan Islam
Mempraktekkan dakwah halaqoh, ramzi, dai dan dakwah yang profesional atau mengamati kelompok sendiri, mengamati kemasan pesan dakwah di media massa dan mewawancarai sejarah dai dari tahap pemula,penengah dan mencapai mahir.


4. Tujuan Jangka Panjang:

a. Mahasiswa dapat mempersiapkan dakwah pada diri sendiri sebagaimana perjalanan para Rosul dan dakwah fardiyah.nabi Muhammad SAW dan para sahabat.
b. Seorang komunikator dan dai mampu memahami peristiwa komunikasi dan prilaku diri sendiri dan khalayaknya dari level komunikasi unit terkecil sampai ke unit terbesar, terutama konteks dakwah.

5.Tugas Perkuliahan

Selama perkuliahan mahasiswa diwajibkan untuk:

a. Menulis data kultural, data sosiologis dan data psikologis diri sendiri.
b. Mengisi data kultural, data sosiologis dan data psikologis temannya (penetrasi sosial)
c. Membuat laporan kelompok yang efektif dan tidak.efektif
d. Mengamati seseorang komunikator dan melaporkan sejarah dakwahnya dari pemula, menengah sampai mahir.
e. Merekam dan menganalisis pesan dai di media massa atau tabligh langsung.

6. Penilaian

a. Tugas formatif (3):
Absen, akhlak, keaktifan di kelas dan menulis data diri dan data orang lain
b. Tugas Mid tes (3):
Laporan praktek dakwah pada diri sendiri dan mendekati orang lain melalui dakwah fardiyah
c. Tugas Summatif (4):
Laporan dari pilihan berdakwah di kelompok, mengamati dakwah di media, melaporkan sejarah dai ,tahapan menuju komunikator yang professional dan kemasan pesannya.


7. Metode dan Tehnik Penyampaian:

Menggambarkan peta konsep, menunjukkan hubungan konsep dan mahasiswa mengikutinya.
Menanyakan ilustrasi di awal bab kepada mahasiswa sambil mengabsen
Memilih konsep yang tersukar dipahami oleh mahasiswa.
Melatih mahasiswa untuk membuat kisi komunikasi intra pribadi dan kisi data orang lain.
Melaksanakan games dan komunikasi kelompok yang efektif

8. Materi Perkuliahan
a. Peta konsep psikologi komunikasi dan Tabligh dan menjelaskan hubungan konsep-konsepnya.
b. Konsep manusia menurut pandangan islam dan faktor pribadi mempengaruhi prilaku manusia.
c. Prilaku manusia yang dipengaruhi oleh faktor situasi.
d. Faktor-faktor mempengaruhi sensasi dan persepsi juga pandangan islam mengenai sensasi dan persepsi.
e. Memori dan berfikir menurut pandangan psikologi dan Islam
Faktor situasi dan faktor pribadi Mempengaruhi persepsi interpersonal dan konsep diri.
Dakwah pada diri sendiri dan dakwah pada orang lain.
Klasifikasi dan bentuk komunikasi kelompok
Faktor situasi dan personal mempengaruhi komunikasi kelompok dalam mencapai keefektifan dakwah.
Faktor-faktor mempengaruhi naik turunnya keperkasaan dan berjayanya komunikator, pesan, keperkasaan media atau komunikasi kelompok.
Reaksi khalayak dan efek komunikasi massa
Tahapan komunikator menuju dai yang profesional menurut pandangan psikologi; Prior ethos, ethos, intrinsic ethos
Cara mengemas pesan menurut psikologi dan pandangan Islam
Dakwah Halaqoh di kelompok, Dakwah Ramzi di media massa atau kemasan pesan dakwah di media massa


9. Buku Bacaan Wajib:
Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung, Rosda, 1989
Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta, UIN Press, 2003

10. Buku Anjuran:
Ahmad Mubarok, Psikologi dakwah, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1999
Totok Jumantoro, Psikologi Dakwah, Jakarta, Amzah, 2001
b. Andi Mappiare AT, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2004
c.M. Hamdani Bakran adz- Dzaky, Psikoterapi dan Konseling Islam, Jogyakarta, Fajar Pustaka Baru, 2001
d.Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Yogyakarta, Insan kamil, 2001
e.Achmad Mubarok, Jiwa dalam al-Qur’an, Jakarta, Paramadina, 2000

Kontrak Belajar (Learning Contract)

Mata Kuliah : Sosiologi Komunikasi Massa.
Bobot Mata Kuliah : 3 sks.
Dosen : Dra. Armawati Arbi. M.Si.
Semester/jur/lokal : V / Jurnalis/ Lokal: 6.16
Hari dan Pukul : Senin (15.10- 17.10)


I.Manfaat Mata Kuliah

Mahasiswa mampu mengamati proses komunikasi massa, seperti tim produksi dan tim redaksi sebagai komunikator di pembuatan film, sinetron, CD, kaset, majalah , tabloid, bulletin dan sebagainya. Tim produski dan tim redaksi menghasilkan program, rubrik, acara. Isinya merupakan hasil kepentingan dan kekuatan politik, ekonomi, sosial dan buadayanya karena kepentingan tersebut tidak berada di ruang kosong atau di planet. Perkembangan media massa tergantung kepada komunitas dan masyarakat tertentu yang memiliki sistem sosial tertentu. Media massa akan hidup, kenapa media massa tertentu tidak bertahan atau jalan di tempat yang melukiskan kondisi masyarakat tersebut.
Mahasiswa berlatih menjadi sosiolog. Mereka mengkaji media massa sebagai sistem sosial, pranata sosial, kontrol sosial dan perubahan sosial. Media dapat menciptakan budaya massa dan apakah media massa dapat melestarikan budaya tradisional. Individu, kelompok, komunitas dan institusi masyarakat dapat berperan untuk mempengaruhi isi media massa. Mereka dapat melakukan kontrol sosial melalui surat pembaca, telpon langsung, mengajukan pendapat, tulisan, pengalaman ke media. Komunitas membuat kajian dan penelitian terhadap media sebagai media watch yang membantu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Ada empat pendekatan dikupas oleh sosiolog dalam menengok media massa; pendekatan analisis isi, organisasi, pendekatan fungsi dan institusi. (lihat modul UT SKOM 4205) sedangkan pendekatan terus bertambah bila kita mengikuti perkembangan pemikiran, seperti selain analisis isi pesan, mahasiswa juga bisa menggunakan pandangan semiotik, analisis bingkai (framing) dan analisis wacana yang kritis (critical discourse analysis).
Setelah anda belajar ini saudara akan mengetahui apa yang terjadi di balik teks media, siapa yang berperan dan bermain di internal media dan eksternal media. Mahasiswa yang sudah belajar mata kuliah ini dapat memahami cara berfikir seorang sosiolog. Mereka dapat mengamati pra-produksi, produksi dan pasca-produksi sebagai penerapan pendekatan organisasi. Mereka juga dapat mendalami manfaat dan tidak manfaat sebuah produksi media massa bagi individu, kelompok, komunitas dan masyarakat.

II.Deskripsi Perkuliahan

Mahasiswa telah mempelajari ilmu komunikasi, metode komunikasi yang tumbuh dari sistem sosial tertentu. Psikologi komunikasi telah mengkaji peristiwa komunikasi dari kaca mata psikolog. Sosiologi komunikasi massa, sosiolog mengkaji komunikasi massa.Mungkinkah dalam kondisi sosial, seperti ini dapat melaksanakan UU penyiaran, iklan yang islami dan mengurangi pornografi.
Mahasiswa melalui analisis isi dapat mengungkap apakah TV sudah mengikuti UU penyiaran, melalui pendekatan organisasi, mahasiswa dapat mengetahui hambatan –hambatan yang terjadi pada kaum professional sebagai individu, kelompok/tim atau pada manajemen media. Melalui pendekatan fungsional, mahasiswa dapat menjabarkan berbagai fungsi dan disfungsi isi media terhadap individu, kelompok, organisasi dan institusi sosial. Pendekatan institusi, mahasiswa membahas peran badan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam menyehatkan media massa,MUI, Komnasham, KPI dan media watch memantau dan mengontrol media massa.

III.Tujuan Instruksional

Pada proses perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:


1.Memetakan konsep setiap modul perkuliahan
2.Membedakan pendekatan analisis isi, organisasi, fungsional dan institusiona dan pendekatan lainnya.
3.Memilih salah satu pendekatan tersebut dan mempraktekkannya

IV.Strategi Perkuliahan

Dosen mendeskrpsikan peta konsep ke seluruhan mata kuliah dan ia menjabarkannya pada hari pertama sekaligus dosen dan mahasiswa melaksanakan kontrak belajar. Mahasiswa sebagai individu memberikan peta konsep setiap minggu dan mereka siap ditanya tiba-tiba sambil mengabsen. Setiap kelompok siap berdiskusi atau dosen akan memanfaatkan strategi belajar yang lain dilihat situasi dan kondisi mahasiswa. Setiap mahasiswa diharapka bahwa mereka sudah membaca karena individu akan menyerahkan peta konsepnya. Mahasiswa diberi peluang terus memperbaiki kinerjanya setiap minggu. Mahasiswa perlu menyadari bahwa mahasiswa/i rajin tidak tiba-tiba, mereka pintar tidak mendadak karena dosen menggunakan pendekatan proses.

V.Materi dan Bacaan Perkuliahan

Bahan utama dalam perkuliahan ini adalah:

a. Zulkarmein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakatta, UT, 2001, SKOM 4205/ Modul 1-9.
b. Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi, FISIP UI, Vol. 1 dan 2 ,2004 dan 2005
c. Hinca IP Pandjaitan, SH., MH, Gunakan Hak Jawab, Hak Koreksi & Kewajiban Koreksi Anda, Ombudsman Memfasilitasinya, Jakarta: PT. Temprina Media Grafika, 2004
d. Kristina Borjesson, Mesin Penindas Pers: Membongkar Mitos Kebebasan Pers di Amerika; Kesaksian Sejumlah Wartawan Top Amerika Peraih Penghargaan Korban Pemberangusan Sistematis, Q-Press

Bahan sekunder:
e. Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, Jkt, Isai dan Lkis,2004
f. Hinca IP Panjaitan, S.H, MH, Gunakan Hak Jawab, Hak Koreksi dan Kewajiban Koreksi Anda, Ombudsman memfasilitasinya, Surabaya, Media Grafika, 2004.

Buku dan hasil penelitian Analisis Isi dan Analisi Wacana, seperti:

· Metode Penelitian Komunikasi, teori dan aplikasi, Jogyakarta, Gitanyali, 2004.
· Politik Media Mengemas Berita, Jkt, ISAI, 1999
· Analisis Wacana Ideologi Gender Media Anak-anak (majalah Bobo), Semarang, Mimbar, 2000
· Veven S. W., Kapitalisme TV dan Strategi Budaya Massa, Jogyakarta, Pustaka Pelajar, 1997

VI. Sistem Penilaian

Nilai Formatif: Absen, keaktifan di kelas, peta konsep
Nilai UTS : Menganalisa hasil penerapan pendekatan
Nilai UAS : Analisa data dari pengamatan media massa sebagai sistem sosial, pranata sosial, masyarakat massa, budaya massa, efek sosial dan agen sosialisasi.

Sistem nilai menerapkan pendekatan proses: 3: 2: 4

VII.Silabus dan SAP :

Week 1:Pengertian dan 216 definisi komunikasi dan Komunikasi Massa.

Menurut Dance di Buku Modul UT Pengantar Komunikasi, modul ilmu Komunikasi UT IKOM 4230 dan Ilmu Komunikasi penerbit Rosda.

Week 2: Proses dan Model Komunikasi Massa (Tgl. )

Modul 4230 bab 5, Nurudin Komunikasi massa model Kom Massa bab 5.

Week 3: Telaah Sosiologis tentang Komunikasi Massa, (Tgl. 13 Okt )

Buku Sosiology in Canada Contemporer dan Sosiology 1995

Week 4: Fungsi-fungsi Komunikasi Massa dalam Kehidupan Masyarakat (20 Okt 08)


Buku Litlejohn Human Behavior terdapat Wright yang membahas fungsi- fungsi media massa bagi individu, kelompok dan masyarakat sekaligus disfungsi media massa.

Week 5: Komunikasi Massa sebagai suatu Sistem Sosial (27 Okt 08)

Jabarannya dianalisis oleh pengarang Wacana. (LkiS)

Week 6: Media Massa sebagai Suatu Pranata Sosial (3 Nov 08)

Dapat Membedakan media massa sebagai sistem sosial dan pranata sosial

Week 7: UTS- Mengumpulkan hasil praktek mengamati media dan analisa pada UTS (10 Nov 08)

Week 8: Media massa sebagai Kontrol Sosial (17 Nov 08)

Mahasiswa mengamati rubrik di koran seperti Rehat di Republika dan Pojok di Kompas, tajuk di koran dan editorial setiap hari di Metro TV pagi dan malam. Di samping berita di TVOne

Week 9: Media Massa dan Masyarakat Massa (24 Nov 08)

Week 10: Komunikasi Massa dan Budaya Massa ( 1 Des 08)

Mahasiswa dapat menyebutkan acara di radio, rubrik, cerpen dan acara TV yang diangkat dari cerita dan budaya lokal diproduksi menjadi budaya massa.

Week 11: Efek Sosial Komunikasi Massa ( 15 Des 08)

Amati efek dari CD, komik, TV dan lain-lain di lingkungan mahasiswa.dan mencari hasil penelitian efek.

Week 12: Media Massa sebagai Agen Sosialisasi ( 22 Des 08)

Memberikan bukti dan referensi bahwa media massa sebagai agen sosialisasi, lihat hasil penelitian.


Semoga saudara ikhlas belajar dan dosen ikhlas menyampaikannya. Amin.

Kamis, 28 Agustus 2008

Learning Contract

Kontrak Belajar (Learning Contract)

Mata Kuliah : Komunikasi Antarbudaya
Bobot Mata Kuliah : 3 sks.
Dosen : Dra. Armawati Arbi. M.Si.
Semester/jur/lokal : VI / Jurnalistik/ Lokal: 6.22.
Hari dan Pukul : Rabu, Maret - Mei 2008, pukul 9.40-11.40
12 kali tatap muka dan 2 pertemuan ke komunitas budaya



I.Manfaat Mata Kuliah

Komunikasi antarbudaya intinya adalah seseorang berinterakasi dengan individu lain, keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat yang berbeda maka ia harus mempelajari perbedaan data kultural, perbedaan data sosiologis dan perbedaan data psikologis. Tahap proses akulturasi, asimilasi, enkulturasi, seseorang perlu memahami perbedaan budaya. Kedua belah pihak mempelajari unsur-unsur budaya pihak lain agar mereka dapat bekerjasama dengan baik tanpa menyembunyikan, melebur atau menghapus identitasnya, ia tetap sebagai komunitas lokal, tetap memahami kebangsaannya dan nasionalnya. Mereka tetap dapat berkomunikasi verbal dan non-verbalnya masing-masing dan mereka saling memahaminya, misalnya orang NU memahami simbol orang Muhamadiyah dan sebaliknya. Seorang wartawan tidak salah memahami simbol kelompok dan komunitas yang dilaporkannya, misalnya laporan tentang Ijabi (Ikatan Ahlil Bait Indonesia) dan Ahmadiyah. Mahasiswa sebagai wartawan harus memahami berbagai kultur, kelompok yang ada di Indonesia sehingga ia tidak melakukan bias kultur, yakni ia memahami kultur orang lain dengan kacamata seorang wartawan. Komunikasi antarbudaya berada di semua dimensi komunikasi, dari tingkat komunikator unit terkecil komunikasi intrapribadi sampai kepada komunikasi organisasi dan komunikasi politik tingkat lokal, nasional dan internasional. Berbagai konteks komunikasi dan berbagai saluran komunikasi tidak dapat menghindari komunikasi antarbudaya baik secara langsung atau tidak langsung. Manusia tidak dapat menghindari komunikasi antarbudaya.
Membuat laporan yang menyimpang dan bias sangat merugikan individu, kelompok, komunitas dan masyarakat tertentu, seorang wartawan sebagaimana peneliti mengkontruksi berita dan laporan, ia harus mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang berbeda, terutama objek sorotan.Etika profesi dapat dijalankan secara baik.
Pengalaman dan pengamatan terhadap berbagai komunitas di berbagai tingkat komunikasi atau setting maka seorang wartawan akan lebih luwes menghadapi pelaku berita dan sumber berita. Wartawan tidak merasa canggung menghadapi individu, kelompok, komunitas yang homogen dan masyarakat yang heterogen.Kedua belah pihak dapat semakin akrab, pelaku berita tidak takut dan menghindar dari wartawan.


II.Deskripsi Perkuliahan

Mahasiswa telah mempelajari pemikiran Islam di Klasik dan modern juga kajian Islam lainnya maka seorang wartawan mengetahui kenapa muslim berkelompok besar Ahlussunah wal Jama’ah dan Syiah di dunia dan di Indonesia dibagi kelopok besar NU dan Muhamadiyah, Islam formalitas dan Islam Substantif, Islam Liberal dan Islam Fundamentalis.
Mahasiswa mulai dianggap dapat menyebutkan kelompok-kelompok dalam Islam, di Indonesia dan di dunia. Mahasiswa dapat menyebutkan dan mengungkapkan unsur-unsur budayanya.Mahasiswa juga sudah dianggap mengetahui aliran-aliran dalam Islam. Mereka dapat membedakan etika professional seorang wartawan dan konsekuensinya.
Berdasarkan berbagai penelitian komunikasi antarbudaya, dosen dan mahasiswa dapat membagi pengalaman dan hasil penelitian tersebut mengungkapkannya.
Mahasiswa sudah memilih kelompoknya apakah ia kaum liberal, fundamentalis, Islam Formalitas, Islam Subtantif, Syiah, Ahmadiyah, sejak pertemuan pertama sudah memutuskan kelompoknya dan kemampuan akses dirinya, kelompok yang mana tepat baginya. Maka pertengahan semester mahasiswa sudah melaporkan hasil kerja mingguannya adalah menemukan dirinya dan orang lain termasuk kelompok yang mana.. Mid semester, mahasiswa mengumpulkan data pemikiran dan kelompok mahasiswa UIN Jakarta, ia dapat menganalisa antara teori komunikasi antarbudaya dan faktor pendukung dan faktor penghambat praktek komunikasi antarbudaya di UIN Jakarta sebagai miniatur Umat Islam Indonesia.
Setelah mid semester mahasiswa dapat melaporkan kelompok di luar UIN , berdasarkan data, fakta permasalahan aktual di tempat tinggalnya, mereka dapat bermain simulasi Mahasiswa mempraktekkannya di depan kelompoknya, yang bagus menampilkannya di kelas. Mahasiswa mengarsipkan rekaman dan arsip laporannya. Dosen memberikan hasil penelitian komunikasi antarbudaya.
Di akhir dua pertemuan mahasiswa akan dilatih membuat surat permohonan, proposal,mengenal kompotensi diri seorang wartawan, keputusan menjadi wartawan elektronik atau media cetak dan etika wartawan melaporkan kelompok dan komunitas tertentu.

III.Tujuan Instruksional

Pada proses perkuliahan, saudara diharapkan mampu:

Memetakan konsep setiap modul perkuliahan
Membedakan teori, penerapan di kampus UIN dan praktek wartawan
Memilih salah satu kelompok, diamati, direkam, diolah data, dianalisa data unsur-unsur budayanya di luar kampus.


IV.Strategi Perkuliahan

Dosen mendeskripsikan peta konsep ke seluruhan mata kuliah dan menjabarkannya pada hari pertama sekaligus melaksanakan kontrak belajar. Mahasiswa sebagai individu memberikan peta konsep setiap minggu, hasil pengamatan dan siap ditanya tiba-tiba sambil dosen mengabsen dan mahasiswa diberikan nilai mingguan. Setiap kelompok media siap berdiskusi atau dengan strategi belajar yang lain dilihat situasi dan kondisi mahasiswa. Setiap mahasiswa sudah membaca, merekam komunikasi antarbudaya atau memfotocopy pemikirannya dari media cetak setiap minggu karena ia akan menyerahkan hasil rekaman yang teksnya sudah diketik atau fotocopy referensi. Mahasiswa diberi peluang terus memperbaiki kinerjanya setiap minggu, yang perlu disadari adalah rajin tidak tiba-tiba, pintar tidak mendadak karena mahasiswa membutuhkan pendekatan proses.

V.Materi dan Bacaan Perkuliahan

Bahan utama dalam perkuliahan ini adalah:

a. Samovar, Intercultural Communication, US of America, Wadsworth, 2001
b. Modul UT, IKOM 4344/3sks/modul 1-9, Komunikasi Antarbudaya, Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka, 1995
c. Tim Penulis, Fiqh Lintas Agama, Jakarta, Paramadina, 2004
d. Agus Hasan Bashori, Koreksi Total Buku Fikih Lintas Agama, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004
e. Fiqh Lintas Agama, Departemen Agama.


Bahan Sekunder:
f. Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006
g. Hartono Ahmad Jaiz, Menangkal Bahaya Jil dan Fla, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006
h. Hartono Ahmad Jaiz, Wanita antara Jodoh, Poligami dan Perselingkuhan, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006
i. Syamsuddin Ramadlan, Islam Musuh Bagi Sosialisme dan Kapitalisme, Jakarta: Wahyu Press, 2003
j. Ismail Adam Patel, Perempuan, Feminisme dan Islam, Bogor Pustaka ThariqulIzzah, 2005.
k. Etika komunikasi antaragama pemikiran NU, Muhamadiyah dan Yusuf Qardhowi, dll.

VI. Sistem Penilaian

Nilai Formatif: Absen, keaktifan di kelas, klipping komunitas tertentu
Nilai UTS : Menganalisa Hasil pengamatan terlibat di Kampus
Nilai UAS : Analisa data dari pengamatan dan partisipan di luar kampus.
Sistem nilai pendekatan proses: 3: 3: 4

VII.Silabus dan SAP

Modul 1-6 bahan UTS dan mengamati komunikasi antarbudaya di kampus UIN
Modul 7-9 dan Pengamatan terlibat di kampus dan di luar kampus UIN

Make Enjoy and Happy, Armawati Arbi tanggal Kamis, 10 Maret 2008


CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi
Nama : Armawati Arbi
Tempat, Tgl. Lahir : Padang, 7 Februari 1965
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan : Dosen Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Syahid Jakarta
Pangkat/Gol : Lektor Kepala/IV a
N.I.P. : 150 246 288
Alamat rumah : Jl. Gurame Kav. 113 Komp.DepAg. Bambu Apus Pamulang.
E-mail : armawatia@yahoo.com
Ayah
Nama : H. Arbi Sidirajo
Pekerjaan : Guru 3 zaman, masa Belanda, Jepang dan Kemerdekaan
Ibu
Nama : Hj. Tilawani
Pekerjaan : Guru 3 zaman
Suami
Nama : H. Ir. Imam Nurbudiono
Pekerjaan : Konsultan

B. Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal
1. 1971-1976 SDN E II Pagi, Kebayoran Baru, Jakarta
2. 1977-1980 SMPN 68 Cilandak, Jakarta
3. 1981-1983 SMAN 34 Pondok Labu, Jakarta
4. 1984-1989 S1, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bahasa Inggris. “The Analysis of Achievement Test at The First Year OF MAN 3 Ciputat Jakarta Selatan“
5. 1994-1998 S2, Universitas Indonesia, Ilmu Komunikasi. “Stereotip Tentang Perempuan Di Media Cetak Wanita” (Studi Analisis Perbandingan Isi Antara Artikel Pada Majalah FEMINA Tahun 1970-an dan 1990-an)
6. 2002- Now S3, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dakwah dan Komunikasi. Konstruksi Media Massa; Radio Atas Realitas “Problem Keluarga” (Analisis Framing Terhadap Skrip Acara Warung Rembuk, Siaran Langsung Program Konsultasi Keluarga Tahun 2005/2006 Di Radio Dangdut Suara Pembangunan 90.8 FM Jakarta)


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Flowers and Decors. Powered by Blogger